Biblia Todo Logo
Alkitab Daring

- Iklan -




Lukas 7:13 - Perjanjian Baru - Versi Mudah Dibaca

13 Ketika Tuhan melihat ibu itu, Ia merasa sangat kasihan kepadanya dan berkata, “Jangan menangis.”

Lihat babnya Menyalin


Lebih banyak versi

Firman Allah Yang Hidup

13 Ketika Tuhan Yesus melihat dia, Ia merasa kasihan kepadanya. “Jangan menangis!” kata-Nya.

Lihat babnya Menyalin

Perjanjian Baru Terjemahan Baru Edisi 2

13 Ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya, "Jangan menangis!"

Lihat babnya Menyalin

Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini

13 Ketika Tuhan Yesus melihat wanita itu, Ia kasihan kepadanya lalu berkata, “Jangan menangis, Ibu!”

Lihat babnya Menyalin

Alkitab Terjemahan Baru

13 Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: ”Jangan menangis!”

Lihat babnya Menyalin

Terjemahan Sederhana Indonesia

13 Ketika Tuhan melihat ibu itu, Dia merasa kasihan lalu berkata kepadanya, “Jangan menangis.”

Lihat babnya Menyalin




Lukas 7:13
36 Referensi Silang  

“Aku merasa kasihan kepada orang-orang ini. Mereka sudah bersama-Ku selama tiga hari, dan sekarang mereka tidak punya makanan.


Setelah itu, Tuhan memilih 72 pengikut lagi. Ia mengirim mereka pergi berdua-duaan. Ia mengutus mereka mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang akan Ia kunjungi.


Pada suatu hari Yesus di luar berdoa. Ketika Ia selesai, seorang pengikut-Nya berkata kepada-Nya, “Yohanes mengajar pengikutnya berdoa. Tuhan, ajarilah kami juga bagaimana berdoa.”


Tuhan berkata kepadanya, “Adat penyucian yang kalian Farisi lakukan itu bagaikan pembersihan hanya bagian luar cangkir atau piring. Tetapi bagaimanakah kalian di dalam? Hatimu penuh dengan keserakahan dan kejahatan.


Tuhan berkata, “Bayangkan seorang hamba yang ditugasi tuannya untuk memberi makanan kepada hamba-hamba lainnya pada waktu yang tepat. Bagaimana hamba itu akan menunjukkan kalau ia dapat dipercayai tuannya untuk melalukan tugas itu?


Tuhan menjawab, “Kalian orang-orang munafik! Kamu semua melepaskan sapi atau keledaimu dan membawa mereka untuk minum setiap hari, bahkan pada hari Sabat.


Rasul-rasul berkata kepada Tuhan, “Tambahkanlah iman kami!”


Tuhan menjawab, “Seandainya imanmu sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon murbei ini, ‘Tariklah akarmu dan tumbuhkanlah di laut,’ maka pohon itu akan taat kepadamu.”


Tuhan berkata, “Perhatikanlah, ada pelajaran dari perkataan hakim yang jahat itu.


Zakheus berdiri menghadap Tuhan dan berkata, “Aku mau berbuat baik. Aku akan memberikan separuh dari uangku kepada orang miskin. Jika aku telah berbuat curang, aku akan membayar kepadanya empat kali lipat.”


Lalu Yesus berpaling dan melihat ke mata Petrus. Dan Petrus teringat akan perkataan Yesus, “Besok pagi, sebelum ayam berkokok, kamu akan berkata tiga kali bahwa kamu tidak mengenal Aku.”


Mereka masuk ke dalam kubur, tetapi tidak menemukan tubuh Tuhan Yesus.


Kelompok itu memberitahukan mereka, “Tuhan benar sudah bangkit! Ia menampakkan diri kepada Simon.”


Ketika Yesus mendekati gerbang kota, Ia melihat beberapa orang sedang mengusung jenazah seorang pemuda. Ia adalah anak tunggal dari seorang wanita janda. Banyak orang dari kota ikut menemani ibu itu.


Ia mendekati peti jenazah dan menyentuhnya. Orang-orang yang mengusung peti itu berhenti. Kemudian Yesus berseru kepada pemuda yang mati itu, “Anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!”


Ia mengutus mereka kepada Tuhan untuk bertanya, “Apakah Engkau adalah Orang yang kami dengar akan datang, atau haruskah kami menunggu orang lain?”


Semua orang sedang menangis dan berdukacita karena anak perempuan itu sudah mati. Tetapi Yesus berkata, “Jangan menangis. Ia tidak mati. Ia lagi tidur.”


(Maria adalah perempuan yang meminyaki kaki Yesus dengan minyak wangi serta mengeringkan kaki-Nya dengan rambutnya.) Saudara Maria, Lazarus, sedang sakit.


Jadi, Maria dan Marta menyuruh orang untuk memberi tahu Yesus, “Tuhan, teman-Mu yang Engkau kasihi sedang sakit.”


Kedua malaikat itu bertanya kepada Maria, “Ibu, mengapa engkau menangis?” Maria menjawab, “Mereka telah mengambil mayat Tuhanku dan aku tidak tahu di mana mereka meletakkan-Nya.”


Yesus bertanya kepadanya, “Ibu, mengapa kamu menangis? Siapakah yang kamu cari?” Maria menyangka bahwa Ia adalah penjaga taman. Jadi, ia berkata, “Apakah Tuan yang memindahkan-Nya? Katakanlah di mana Tuan telah menaruh-Nya. Aku akan pergi dan mengambil-Nya.”


Yesus tahu bahwa orang Farisi telah mendengar laporan bahwa Ia membuat dan membaptiskan lebih banyak pengikut daripada Yohanes.


Tapi kemudian beberapa perahu dari Tiberias datang dan berhenti dekat tempat di mana orang-orang makan di situ sehari sebelumnya. Di tempat itulah mereka makan roti setelah Tuhan mengucapkan syukur.


Seharusnya tidak penting apakah kamu sedih atau apakah kamu bahagia. Demikian juga, jika kamu membeli sesuatu, itu tidak masalah kalau kamu memilikinya.


Saudara-saudari, kami ingin kamu tahu tentang orang-orang yang sudah mati. Kami tidak mau kamu berduka seperti orang-orang yang tidak mempunyai pengharapan.


Karena alasan inilah, Yesus harus menjadi manusia sama seperti kita, saudara-saudari-Nya, dalam segala hal. Yesus menjadi manusia supaya Ia dapat mewakili kita di hadapan Allah sebagai Imam Besar yang penuh belas kasihan dan adil. Kemudian Ia dapat mempersembahkan korban untuk menggantikan dosa-dosa manusia.


Yesus, Imam Besar kita, dapat mengerti semua kelemahan kita. Karena ketika Yesus hidup di dunia, Ia dicobai dalam segala cara. Ia dicobai sebagaimana kita dicobai, tetapi Ia tidak pernah berdosa.


Ikuti kami:

Iklan


Iklan